Pasbar, Padek—Sejumlah
mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Kabupaten Pasaman
Barat (Pasbar) melakukan aksi unjuk rasa ke kantor DPRD dan kantor
bupati setempat Kamis siang kemarin (18/10). Mahasiswa menuntut kepada
pemerintah agar nasib petani kelapa sawit diperhatikan secara maksimal,
khususnya mengenai harga tandan buah sawit yang saat ini sedang anjlok.
Menurut Koordinator aksi
demo, Indra Oloan menyebutkan, aksi yang dilakukan para mahasiswa ini
merupakan bentuk keprihatinan mahasiswa terhadap nasib petani kelapa
sawit. Pasalnya harga buah sawit saat ini mengalami turun drastis.
Artinya, harga saat ini sangat memprihatinkan terhadap petani sawit yang
tidak kunjung stabil.
“Mahasiswa ingin agar
kondisi harga ini tidak berlarut-larut sehingga petani kelapa sawit
tidak semakin menjerit. Dan pemerintah daerah dan DPRD harus cepat
respon menstabilkan harga kelapa sawit ini,”kata Indra Oloan.
Selain itu, pihak legislatif
dan eksekutif mesti membentuk panitia khusus untuk mengkaji turun dan
rendahnya harga sawit di daerah Pasbar ini. Mahasiswa siap mengawasi
jalannya panitia khusus itu, karena gerakan unjuk rasa ini murni untuk
kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi. Kedatangan
mahasiswa itu ke DPRD dan kantor bupati setempat murni untuk
memperjuangkan nasib petani Pasaman Barat dan tidak punya kepentingan
yang lain.
Sementara itu salah satu
mahasiswa Devi Irawan yang juga Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadyah
(IMM) Cabang Pasbar, menambahkan, kalau dilihat dari harga sawit ini,
posisi masyarakat petani sawit sangat menjerit dan menangis. Karena
turunnya harga sawit itu dapat memicu perekonomian masyarakat menjadi
tidak stabil.
Harga sawit saat ini hanya
Rp1.000/kg, sementara harga sawit plasma sekitar Rp1.400 per kilogram.
Bahkan pernah harga sawit ditingkat petani mencapai Rp750/kg beberapa
minggu belakangan ini.
“Ekonomi rakyat semakin
parah akibat turunnya harga sawit. Alasan perusahaan turunnya harga
sawit karena rendemen sawit masyarakat rendah. Padahal menurut survei
rendemen tertinggi di Sumatra Barat bahkan Indonesia,” jelas Devi.
Asisten I bidang
Pemerintahan Setda Pasbar, Muhayatsyah menyampaikan, persoalan
harga sawit pihak pemda akan membentuk tim termasuk perusahaan,
masyarakat dan mahasiswa serta instansi terkait lainnya. Tujuannya
untuk meyelesaikan harga sawit yang sedang anjlok saat ini.
“Kita akan segera bentuk tim agar harga sawit ini normal kembali,”kata Muhayatsyah.
Ketua DPRD Pasaman Barat,
Antonius bersama pimpinan DPRD dihadapan mahasiswa, mengatakan turun dan
rendahnya harga sawit masyarakat di Pasaman Barat karena perusahaan
berdalih dengan alasan rendemen sawit masyarakat rendah. Hasil survei
rendemen sawit Pasaman Barat tinggi di Sumbar bahkan Indonesia. Ia
menilai pihak perusahaan tidak transparan, tidak akurat dalam menilai
sawit masyarakat yang mengatakan rendah.
“DPRD sepakat dengan mahasiswa, perjuanganya murni untuk kepentingan petani,” tegas Antonius.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar