Rabu, 20 Maret 2013

Harga TBS Anjlok di Pasbar

Pasbar, Padek—Sejumlah ma­ha­siswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) me­la­kukan aksi unjuk rasa ke kantor DPRD dan kantor bupati se­tem­pat Kamis siang kemarin (18/10). Mahasiswa menuntut kepada pemerintah agar nasib petani kelapa sawit diperhatikan secara maksimal, khususnya mengenai harga tandan buah sawit yang saat ini sedang anjlok.

Menurut Koordinator aksi demo, Indra Oloan me­nye­but­kan, aksi yang dilakukan para mahasiswa ini merupakan ben­tuk keprihatinan mahasiswa ter­hadap nasib petani kelapa sawit. Pasalnya harga buah sawit saat ini mengalami turun drastis. Artinya, harga saat ini sangat memprihatinkan terhadap petani sawit yang tidak kunjung stabil.

“Mahasiswa ingin agar kon­disi harga ini tidak berlarut-larut sehingga petani kelapa sawit tidak semakin menjerit. Dan pemerintah daerah dan DPRD harus cepat respon menstabilkan harga kelapa sawit ini,”kata Indra Oloan.

Selain itu, pihak legislatif dan eksekutif  mesti membentuk panitia khusus untuk mengkaji turun dan rendahnya harga sawit di daerah Pasbar ini. Mahasiswa siap mengawasi jalannya panitia khusus itu, karena gerakan unjuk rasa ini murni untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk ke­pentingan pribadi. Kedatangan mahasiswa itu ke DPRD dan kantor bupati setempat murni untuk memperjuangkan nasib petani Pasaman Barat dan tidak punya kepentingan yang lain.

Sementara itu salah satu ma­hasiswa Devi Irawan yang juga Ketu­a Ikatan Mahasiswa Mu­ham­madyah (IMM) Cabang Pas­bar, menambahkan,  kalau dilihat dari harga sawit ini, posisi ma­syarakat petani sawit sangat menjerit dan menangis. Karena turunnya harga sawit itu dapat memicu perekonomian ma­sya­rakat menjadi tidak stabil.

Harga sawit saat ini hanya Rp1.000/kg,  sementara harga sawit plasma sekitar Rp1.400 per kilogram. Bahkan pernah harga sawit ditingkat petani mencapai Rp750/kg beberapa minggu bela­kangan ini.

“Ekonomi rakyat semakin parah akibat turunnya harga sawit. Alasan perusahaan turun­nya harga sawit karena rendemen sawit masyarakat rendah. Pa­da­hal menurut survei rendemen tertinggi di Sumatra Barat bah­kan Indonesia,” jelas Devi.

Asisten I bidang Pe­me­rin­tahan Setda Pasbar, Mu­ha­yat­syah menyampaikan, persoalan harga sawit  pihak pemda akan membentuk tim termasuk peru­sahaan, masyarakat dan ma­hasiswa serta instansi terkait lainnya. Tujuannya untuk me­yelesaikan harga sawit yang se­dang anjlok saat ini.

“Kita akan  segera bentuk tim agar harga sawit ini normal kem­bali,”kata Muhayatsyah.

Ketua DPRD Pasaman Barat, Antonius bersama pimpinan DPRD dihadapan mahasiswa, mengatakan turun dan ren­dah­nya harga sawit masyarakat di Pasaman Barat karena peru­sahaan berdalih dengan alasan rendemen sawit masyarakat ren­dah. Hasil survei rendemen sawit Pasaman Barat  tinggi di Sumbar bahkan Indonesia. Ia menilai pihak perusahaan tidak tran­sparan, tidak akurat dalam me­nilai sawit masyarakat yang me­ngatakan rendah.

­“DPRD sepakat dengan ma­hasiswa, perjuanganya murni untuk kepentingan petani,” tegas Antonius.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar