Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Pasaman Barat
Selasa, 26 Maret 2013
MUSYDA IMM Sumatera Barat
Ketua Umum PC IMM Pasaman Barat, IMMawan Hendra Yani sedang Berfose dengan Kader Terbaik Sumatera Barat di Gedung Pramuka, Khatib Sulaiman Padang Sumatera Barat.
Rabu, 20 Maret 2013
FILOSOFI GERAKAN IMM
Kesadaran kolektif yang menggerakkan roda organisasi berporos pada akar
falsafah eksistensinya. Untuk itu, falsafah gerak merupakan representasi
kesadaran historis yang mengisi semangat zaman pada konteksnya. Secara
verbal, abstraksi falasafah gerak tersebut dapat ditemukan pada setiap
rumudan identitas, hakekat maupun tujuan kehadiran sebuah organisasi.
Yang disadari sejak awal adalah bahwa rumusan-rumusan itu merupakan
rancang bangun dari imajinasi kolektif. Inilah “seruan primordialitas”
setiap gerakan yang dalam term new social movement dikenal demgan
theology of hope. Dalam kaitan ini, wacana moralitas, kebebasan, dan
tanggungjawab intelektual merupakan diskursus fundamental dalam
gerakan-gerakan sosial, termasuk di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Kalau
kita telusuri berbagai dokumen, piagam pernyataan maupun deklalasi IMM
adalah gerakan kemahasiswaan Islam yang menempatkan diri pada garda
gerakan moral-intelektual berbasis kerakyatan (popular intellectual).
Gagasan moralitas dalam gerakan social tidak bisa dilepaskan dari
cita-cita kebebasab itu sendiri. Pengungkit gerakan yang akan menyingkap
tabir-tabir anomaly social terletak pada moralitas kebebasan. Falasafah
moralitas dalam ikatan seharusnya melampaui wilayah normativitas menuju
kancah social empiric yang menjadi medan kebutuhan dasar manusia bukan
pola gerakan yang mengartikulasikan diri pada wilayah moralitas teks.
Sudah saatnya falsafah dan pola gerakan IMM mengarahkan diri pada
komitmen kemanusiaan melalui artikulasi intelektual yang berbasis
kerakyatan. Pada hakekatnya, falsafah gerakan memanifestasikan hasrat
imajinasi pada kurun tertentu, saat ini IMM harus melakukan penegasan
identitas sekaligus radikalisasi imajinasi yang berorientasi pada
pembebasan, pencerahan dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan dasar
anomali-anomali social untuk konteks kekinian. Beranjak dari amanah
Muktamar Muhammadiyah ke 45 di Malang yang telah merekomemdasikan secara
intensif, terarah dan terancang (BRM 1/2005, 184). Langkan ini perlu
dioptimalkan untuk mendorong proses regenerasi dan peningkatan kualitas
kader dari tingkatan yang paling bawah (Komisariat) hingga tingkatan
Dewan Pimpinan Daerah. Dalam konteks ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM ) diharapkan mampu memfungsikan dirinya sebagai basis kaderisasi
kepemimpinan gerakan intelektual. Penguatan Ikatan sebagai Gerakan
Sosial Islam Kader IMM saat ini, banyak dihinggapi oleh perasaan
inferior. Perasaan merasa kecil, tidak percaya diri dan tidak memiliki
sumbangsih peran. Hal ini karena kader IMM belum benar-benar menyadari
mengenai potensi dan kekuatan IMM sebagai ortom Muhammadiyah. Serta
tidak terlepas dari minimnya pengetahuan kader mengenai kondisi serupa
yang dialami oleh umumnya gerakan mahasiswa. Pepatah “rumput tetangga
terlihat lebih hijau daripada rumput sendiri”, menjadi benar adanya
dalam kasus ini. Tentu saja kader IMM lebih memahami rumah tangga
sendiri dibandingkan dengan rumah tangga orang lain. Perasaan tersebut
diperkuat dengan pandangan, baik sadar ataupun tidak, bahwa IMM saat ini
‘sendirian’. Terlepas realita bahwasanya belum terdapat sinergi antara
perkaderan IMM, Ortom dan Muhammadiyah. Bercermin untuk melihat kondisi
IMM saat ini adalah penting. Namun, cermin merupakan pantulan realita
yang bisu dan tanpa persepsi. Cermin hanya memantulkan subjektifitas
subjek akan dirinya. Untuk itu, IMM harus berani jujur pada diri
sendiri, jujur pada kondisi perkaderan dan institusi, dan jujur pada
keilmuan yang dimiliki. Serta yang terpenting, IMM harus berani jujur
pada tujuan dan harapan keberadaan Ikatan. Menjadi bagian dari mata
rantai perjuangan dakwah sosial Muhammadiyah. Sehingga, kesinambungan
dan sinergi perkaderan dan institusi IMM menjadi satu ranah perjuangan
melalui visi kebangsaan yang utuh. IMM memiliki tiga kompetensi dasar
yaitu Intelektualitas, Spiritualitas dan Humanitas. Tiga kompetensi
dasar tersebut merupakan gambaran ‘kader utuh’ IMM. Proses dan jenjang
perkaderan dalam tubuh Ikatan tidak terlepas dari tujuan pembentukan
karakter tersebut. Meskipun, melihat ‘seluk beluk’ jenjang formal
perkaderan saat ini (DAD, DAM dan DAP), menjadi miris untuk berani
mengatakan bahwa harapan terbentuknya ‘kader utuh’ IMM dapat terwujud
dengan mudah. Intelektualitas kader tidak tertanam secara massif. Cukup
banyak kader yang membanggakan dirinya telah mengikuti perkaderan formal
tanpa keinginan untuk melakukan individuasi pasca perkaderan. Merasa
cukup dengan pengetahuan umum tanpa memiliki kerangka analisis sosial.
Tidak cukup berani memaknai betapa pentingnya metode falsafati sebagai
metode berpikir. Dalam hal massifikasi gerakan-pun masih terlihat lemah.
Diskursus wacana yang dibangun tidak bersinergi dengan ranah aplikasi
di tingkat pergerakan sosial. Intelektualitas yang dimiliki hanya
menjadi bagian dari kesadaran naif, dan belum sampai pada tataran
kesadaran kritis. Kontekstualisasi akan spriritualitas diterjemahkan
kelewat ‘bebas’ oleh kader Ikatan yang mengaku kritis dan radikal. Atau
diterjemahkan bak ‘tempurung’ oleh mereka yang mencoba lari dalam suatu
pembenaran akan Islam. Maka wajar bila masjid lebih banyak hidup dan
dihidup-hidupi oleh karakteristik pemikiran yang semakin menjauhkan
masyarakat muslim dari realitas sosialnya. Semangat tiga kompetensi
dasar IMM seharusnya menjadi satu kesatuan karakter yang dibangun.
Masjid tidak sekedar menjadi tempat pengajian tapi juga kajian sosial,
tidak sekedar praktik ibadah tapi juga merumuskan ranah gerakan.
Keeratan emosional tidak disatukan oleh kepentingan, melainkan kesadaran
akan visi kebangsaan. Yang dimulai dan didasarkan pada spiritualitas
dan dikembangkan melalui intelektual, untuk mewujudkan sebuah negeri
yang aman, tenteram, berkeadilan dan sejahtera. Kader yang radikal dan
progresif adalah kader yang tidak hanya matang dari sisi intelektual dan
gerakan sosial namun juga matang dalam hal spiritual. Kader IMM mampu
untuk berdikusi hingga larut malam dan menetapkan strategi gerakan,
namun tetap istiqamah dalam melakukan shalat malam. Tidak pernah
terlihat buku lepas dari tangannya sebagaimana seorang kader tidak
meninggalkan ibadah wajib dan shalat tepat pada waktunya. Memahami
sejarah peradaban Islam dengan pelbagai fakta sejarah didalamnya
sebagaimana kemampuan analisis yang didasarkan pada filsafat sosial.
Reformasi Perkaderan: Mewujudkan Kader-Aktivis Kader-Aktivis merupakan
terminologi anggota IMM yang ideal. Sebagai kader ia bukan sekedar
anggota, melainkan memahami visi dan tujuan Ikatan, dengan penuh
kesadaran memilih IMM sebagai wadah perjuangan gerakan. Sebagai kader,
ia mestilah memiliki penguasaan dan wawasan atas Islam selaku agama dan
Muhammadiyah sebagai gerakan, serta berkapasitas intelektual dalam arti
yang luas. Sebagai aktivis, ia memiliki penguasaan sebagai intelektual
gerakan dengan anti-kapitalisme dan anti-neoimperialisme sebagai
paradigma. Ia pula, memiliki seperangkat kompetensi sebagai aktivis
gerakan dengan kemampuan praksis lapangan. Tidak semua anggota IMM
adalah kader. Tidak semua kader adalah aktivis, sebagaimana tidak semua
aktivis di dalam IMM bervisi kader. Masa depan IMM berada di tangan
kader-aktivis. Karakter kader-aktivis dapat terbentuk dengan perumusan
tafsiran baru atas spiritualitas, intelektualitas dan humanitas.
Kebutuhan identitas-karakter atas tiga pondasi tersebut mensyaratkan
adanya kepaduan ideologis dan simbolis. Spiritualitas, mengacu pada
pemikiran Fazlur Rahman mengenai pentingnya Islam dipahami secara utuh,
bukan parsial, untuk kemudian menjadi basis ontologis dalam bertindak.
Hal ini merupakan bentuk perlawanan atas logika positivis yang
menghantarkan abad 20 pada kondisi unsecurity ontological. Dari Sayyid
Qutb kita belajar bahwa, “pemahaman atas agama ini tak boleh diambil
dari orang-orang yang tak berjuang, yang hanya berinteraksi dengan
kertas-kertas dingin!”. Qutb meyakini keberhasilan perjuangan bukan
keberanian semata, tapi keyakinan dan prinsip untuk tidak berdiam diri.
Kajian-kajian di masjid diselenggarkan, mimbar-mimbar di buka, berbicara
mengenai –gagasan Qutb- prinsip-prinsip fundamental Islam yang bersifat
revolusioner. Ia adalah revolusi melawan kekuasaan penindas dan
ketidakadilan. Intelektualitas. Seorang intelektual menurut Gramsci,
adalah pribadi yang berpihak. Gramsci mengecam para intelektual yang
berpikir bahwa dirinya independen dan otonom. Merasa dirinya mampu
memetakan masalah yang di hadapi kelas sosial dan merumuskan solusinya
di secarik kertas, tanpa pernah hidup bersama mereka. HIngga pada
akhirnya, kebijakan mereka justru merugikan rakyat banyak. Inilah
pengkhianatan yang sesungguhnya dari kaum intelektual. Itulah mengapa
Ali Syariati percaya bahwa peran pendidikan dapat mendorong revolusi
sosial. Bagi mahasiswanya, Syariati merupakan dosen ideal dengan pidato
yang memikat dan berkobar. Tradisi kuliahnya yang provokatif dan
berpihak pada kaum tertindas ternyata menolak absensi administratif yang
menurutnya birokratis dan membodohkan. Bagi Syariati, kembali pada
Islam saja tidak cukup. Islam Abu Dzar atau Marwan? Syariati
menyampaikan bahwa Islam yang benar lebih dari sekedar kepedulian. Islam
yang benar memerintahkan kaum beriman untuk berjuang untuk keadilan,
kemanusiaan dan penghapusan kemiskinan. Humanitas. Ahmad Dahlan adalah
sosok pendiri Muhammadiyah yang pernah di cap ‘ulama Kristen’,
mengimplementasikan pemahaman Qur’an dengan mendirikan sekolah,
membangun panti asuhan dan menghadirkan sarana pengobatan.
Keberpihakannya begitu nampak, yang justru berbeda dengan belenggu yang
menghimpit Muhammadiyah saat ini. Ada yang percaya hal ini dikarenakan
pada masa itu anggota Muhammadiyah adalah entrepreneur yang tak segan
mensedekahkan hartanya untuk organisasi. Tak segan Ahmad Dahlan
berhadapan langsung dengan tradisi feodal Kraton dan pemahaman Islam
konservatif. Bila strategi Ahmad Dahlan cukup moderat, Che merupakan
sosok revolusioner yang mendunia. Wajahnya banyak terpampang di berbagai
kaos dan buku, yang kini justru menjadi komoditas industri. Mereka yang
mengoleksinya tak lagi ingat bagaimana pilihannya untuk terlibat
bersama massa tertindas, miskin dan terlupakan, harus di bayar dengan
mahal. Ia menyadari bahwa empati saja tidak cukup untuk menyelesaikan
persoalan. Sistem itu harus di tumbangkan. Che bukan sosok yang berkata
‘pergi dan bertempurlah’, tetapi justru berkata ‘ikutilah aku dan
berperang’. Menjadi kader pioneer dalam dinamika intelektualisme di
Muhammadiyah merupakan nilai inti dari eksistensi IMM. Sesungguhnya
kekuatan inti IMM sebagai kader Muhammadiyah terletak pada kesadaran dan
kemampuan intelektual kader-kadernya yang secara kolektif
memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan sebagaimana tersurat
dan tersirat dalam Surat Al-Ma’un (Intelegensia Al Ma’un). Terjadinya
tranformasi kader di berbagai bidang kehidupan.
(Rahmat)
(Rahmat)
IMM Pasbar Serahkan Bantuan Longsor
Pasbar, Padek—Sebagai
bentuk ikut peduli terhadap korban longsor yang terjadi di Kampung
Dadok, Kanagarian Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten
Agam, Sumatera Barat, Minggu (27/1) lalu. Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Cabang Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) langsung
turun ke masyarakat untuk menghimpun dana guna membantu korban yang
tertimpa musibah tersebut.
“Alhamdulillah kita dari IMM
sudah turun langsung menggalang dana ke tiga titik yang dianggap
strategis untuk menghimpun dana. Di Simpangsayur-pasar Ujunggading,
bundaran Simpangampek dan di pasar Silaping,” kata Ketua IMM Cabang
Pasbar, Hendra Yeni kepada Padang Ekspres di Simpangampek, Selasa (5/2).
Menurutnya, dari tiga titik
atau tiga kecamatan itu, mahasiswa yang tergabung pada IMM berhasil
menghimpun dana Rp4,7 juta. Dan direncankan hari ini (Selasa 5/2)
akan langsung diserahkan bantuan itu ke panitia bencana longsor yang ada
di Kabupaten Agam. Bantuan yang diserahkan itu, sebanyak Rp3,2 juta
berupa barang seperti sembako, selimut dan lainnya. Sedangkan sisanya
Rp1,5 juta akan diserahkan dalam bentuk uang tunai.
Kegiatan ini merupakan
sebagai bentuk kepedulian mahasiswa atas musibah yang dirasakan oleh
masyarakat di Agam. Apapun yang dirasakan oleh masyarakat di Agam,
pihaknya juga turut prihatin atas musibah itu. Dan sebagai bukti ikut
berduka cita maka secara spontan langsung dilakukan penggalangan dana
di pasar dan disimpang lokasi stratKegiatangis lainnya.
Penggalangan dana ini
langsung murni dilakukan oleh mahasiswa, tanpa ada yang menyuruh dari
pihak manapun. Dengan adanya bantuan ini diharapkan korban akan merasa
terbantu dan beban yang dialami korban dapat berkurang. “Kita akan
langsung berangkat ke Agam untuk menyerahkan bantuan ini. “Semoga
bantuan ini dapat bermanfaat,”kata Hendra Jurusan Al-Ahwal
Asy-Syakhshiyah Fakultas Syariah STAI Umar Bin Khattab ini.
Mantan Ketua IMM Cabang
Pasbar, Devi Irawan yang juga sedang kuliah di STAI Yaptip ini
menambahkan, kegiatan penggalangan ini sudah berlangsung sejak
Sabtu-Senin (2-4/2) lalu. Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan
beban korban longsor yang terjadi pada 27 Januari 2013 lalu.
Ada Apa dibalik Kasus Mesum Dewan Pasbar
Pasbar - Entah apa yang terjadi pada Badan Kehormatan (BK) DPRD
Kabupaten Pasaman Barat. Pasalnya, kasus dugaan mesum anggota DPRD
Pasbar berinisial “J” sudah berlalu lebih kurang 1,5 bulan. Tapi BK
belum juga menyampaikan kesimpulan. BK seolah hening dan mendiamkan saja
kasus itu, sehingga tak diketahui lagi ujungnya.
Padahal, sekitar dua minggu lalu, Ketua BK DPRD Pasbar, Lili Syukri mengaku sudah mengantongi hasil verifikasi yang mereka lakukan. Tiga pakar agama dan adat sudah memberikan telaah, jika “J” terbukti melanggar etika dan kode etik DPRD. Bahkan kasus itu bisa pula menjadi tindak pidana.
Tapi, waktu itu ia mengatakan, akan melakukan kajian mendalam terlebih dahulu sebelum menyampaikan hasil verfikasi tersebut kepada unsur pimpinan DPRD setempat. Hal itu sudah sekitar dua minggu pula berlalu.
Ketua DPRD Pasbar, Yulianto ketika dihubungi Haluan kemarin mengaku belum menerima surat rekomendasi atau penyampaian hasil verfikasi BK terkait kasus dugaan mesum salah seorang anggota dewan tersebut.
“Selaku lembaga unsur pimpinan, kami belum menerima hasil verifikasi dan penyelidikan dari tim pencari fakta atau dari BK,” katanya.
Ia katakan, sejak awal yang melaksanakan tugas pencari fakta itu adalah BK. Sebagai pimpinan ia hanya menunggu hasil yang disampaikan BK secara resmi kepadanya. Jika itu belum ada, tentunya pimpinan dewan pun belum bisa pula mengambil tindakan ataupun putusan selanjutnya.
“Ya, kita juga belum bisa berbuat apa-apa, karena hasil dari BK belum keluar. Dan kalau sudah keluar akan ditindaklanjuti dengan cepat, sesuai perundang-undangan yang berlaku di negara ini,” kata Yulianto.
Atas kelalain BK itu pula, aktifis mahasiswa yang ada di Pasbar juga meradang. Mereka menilai BK sudah sengaja mengulur-ulur kasus tesebut. Seperti yang dikatakan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kabupaten Pasbar, Hendra Yeni kemarin. Mereka mempertanyakan kinerja BK itu.
Dia meminta agar BK proaktif menyelesaikan perkara yang sempat merusak nama baik Kabupaten Pasbar ini. Apalagi BK kepada mahasiswa saat dilakukan demonstrasi ke kantor DPRD setempat telah berjanji akan menyampaikan kesimpulannya. Namun, hingga detik ini belum ada informasi dari pihak BK. Pihaknya, akan tetap memantau kasus ini, dan dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan rapat pimpinan guna menindaklanjuti kasus ini.
Sementara itu, Ketua BK DPRD Pasbar, Lili Syukri saat akan konfirmasi Haluan di kantornya ternyata tidak berada di tempat. Begitu juga dengan telepon selulernya dengan nomor 082172220xxx tidak aktif. Hal yang sama juga terjadi pada oknum anggota dewan yang tersangkut kasus itu.
Seperti deberitakan sebelumnya, kasus dugaan mesum anggota dewan itu mendapat respon dari elemen masyarakat. Berulang kali aktivis mahasiswa menggelar unjukrasa ke kantor DPRD setempat. Mereka menuntut anggota dewan itu diberhentikan dari jabatannya. Organisasi mahasiswa yang menggelar demo seperti, HMI, IMM Pasbar serta unsur mahasiswa Pasbar
Jika Memang, Kasus ini tidak diusut tuntas oleh BK maka kami dari elemen mahasiswa siap untuk melakukan Aksi Besar-besar dan kalo perlu BK diambil alih oleh mahasiswa, karena merupakan aspirasi masyarakat pasbar sudah diabaikan. ujar ketua Cabang IMM pasbar ketika ditemui dan didampingi rahmat hidayatullah selaku Sekretaris Umum Pc Imm Pasbar periode 2011-2012. (*)
Padahal, sekitar dua minggu lalu, Ketua BK DPRD Pasbar, Lili Syukri mengaku sudah mengantongi hasil verifikasi yang mereka lakukan. Tiga pakar agama dan adat sudah memberikan telaah, jika “J” terbukti melanggar etika dan kode etik DPRD. Bahkan kasus itu bisa pula menjadi tindak pidana.
Tapi, waktu itu ia mengatakan, akan melakukan kajian mendalam terlebih dahulu sebelum menyampaikan hasil verfikasi tersebut kepada unsur pimpinan DPRD setempat. Hal itu sudah sekitar dua minggu pula berlalu.
Ketua DPRD Pasbar, Yulianto ketika dihubungi Haluan kemarin mengaku belum menerima surat rekomendasi atau penyampaian hasil verfikasi BK terkait kasus dugaan mesum salah seorang anggota dewan tersebut.
“Selaku lembaga unsur pimpinan, kami belum menerima hasil verifikasi dan penyelidikan dari tim pencari fakta atau dari BK,” katanya.
Ia katakan, sejak awal yang melaksanakan tugas pencari fakta itu adalah BK. Sebagai pimpinan ia hanya menunggu hasil yang disampaikan BK secara resmi kepadanya. Jika itu belum ada, tentunya pimpinan dewan pun belum bisa pula mengambil tindakan ataupun putusan selanjutnya.
“Ya, kita juga belum bisa berbuat apa-apa, karena hasil dari BK belum keluar. Dan kalau sudah keluar akan ditindaklanjuti dengan cepat, sesuai perundang-undangan yang berlaku di negara ini,” kata Yulianto.
Atas kelalain BK itu pula, aktifis mahasiswa yang ada di Pasbar juga meradang. Mereka menilai BK sudah sengaja mengulur-ulur kasus tesebut. Seperti yang dikatakan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kabupaten Pasbar, Hendra Yeni kemarin. Mereka mempertanyakan kinerja BK itu.
Dia meminta agar BK proaktif menyelesaikan perkara yang sempat merusak nama baik Kabupaten Pasbar ini. Apalagi BK kepada mahasiswa saat dilakukan demonstrasi ke kantor DPRD setempat telah berjanji akan menyampaikan kesimpulannya. Namun, hingga detik ini belum ada informasi dari pihak BK. Pihaknya, akan tetap memantau kasus ini, dan dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan rapat pimpinan guna menindaklanjuti kasus ini.
Sementara itu, Ketua BK DPRD Pasbar, Lili Syukri saat akan konfirmasi Haluan di kantornya ternyata tidak berada di tempat. Begitu juga dengan telepon selulernya dengan nomor 082172220xxx tidak aktif. Hal yang sama juga terjadi pada oknum anggota dewan yang tersangkut kasus itu.
Seperti deberitakan sebelumnya, kasus dugaan mesum anggota dewan itu mendapat respon dari elemen masyarakat. Berulang kali aktivis mahasiswa menggelar unjukrasa ke kantor DPRD setempat. Mereka menuntut anggota dewan itu diberhentikan dari jabatannya. Organisasi mahasiswa yang menggelar demo seperti, HMI, IMM Pasbar serta unsur mahasiswa Pasbar
Jika Memang, Kasus ini tidak diusut tuntas oleh BK maka kami dari elemen mahasiswa siap untuk melakukan Aksi Besar-besar dan kalo perlu BK diambil alih oleh mahasiswa, karena merupakan aspirasi masyarakat pasbar sudah diabaikan. ujar ketua Cabang IMM pasbar ketika ditemui dan didampingi rahmat hidayatullah selaku Sekretaris Umum Pc Imm Pasbar periode 2011-2012. (*)
Harga TBS Anjlok di Pasbar
Pasbar, Padek—Sejumlah
mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Kabupaten Pasaman
Barat (Pasbar) melakukan aksi unjuk rasa ke kantor DPRD dan kantor
bupati setempat Kamis siang kemarin (18/10). Mahasiswa menuntut kepada
pemerintah agar nasib petani kelapa sawit diperhatikan secara maksimal,
khususnya mengenai harga tandan buah sawit yang saat ini sedang anjlok.
Menurut Koordinator aksi
demo, Indra Oloan menyebutkan, aksi yang dilakukan para mahasiswa ini
merupakan bentuk keprihatinan mahasiswa terhadap nasib petani kelapa
sawit. Pasalnya harga buah sawit saat ini mengalami turun drastis.
Artinya, harga saat ini sangat memprihatinkan terhadap petani sawit yang
tidak kunjung stabil.
“Mahasiswa ingin agar
kondisi harga ini tidak berlarut-larut sehingga petani kelapa sawit
tidak semakin menjerit. Dan pemerintah daerah dan DPRD harus cepat
respon menstabilkan harga kelapa sawit ini,”kata Indra Oloan.
Selain itu, pihak legislatif
dan eksekutif mesti membentuk panitia khusus untuk mengkaji turun dan
rendahnya harga sawit di daerah Pasbar ini. Mahasiswa siap mengawasi
jalannya panitia khusus itu, karena gerakan unjuk rasa ini murni untuk
kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi. Kedatangan
mahasiswa itu ke DPRD dan kantor bupati setempat murni untuk
memperjuangkan nasib petani Pasaman Barat dan tidak punya kepentingan
yang lain.
Sementara itu salah satu
mahasiswa Devi Irawan yang juga Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadyah
(IMM) Cabang Pasbar, menambahkan, kalau dilihat dari harga sawit ini,
posisi masyarakat petani sawit sangat menjerit dan menangis. Karena
turunnya harga sawit itu dapat memicu perekonomian masyarakat menjadi
tidak stabil.
Harga sawit saat ini hanya
Rp1.000/kg, sementara harga sawit plasma sekitar Rp1.400 per kilogram.
Bahkan pernah harga sawit ditingkat petani mencapai Rp750/kg beberapa
minggu belakangan ini.
“Ekonomi rakyat semakin
parah akibat turunnya harga sawit. Alasan perusahaan turunnya harga
sawit karena rendemen sawit masyarakat rendah. Padahal menurut survei
rendemen tertinggi di Sumatra Barat bahkan Indonesia,” jelas Devi.
Asisten I bidang
Pemerintahan Setda Pasbar, Muhayatsyah menyampaikan, persoalan
harga sawit pihak pemda akan membentuk tim termasuk perusahaan,
masyarakat dan mahasiswa serta instansi terkait lainnya. Tujuannya
untuk meyelesaikan harga sawit yang sedang anjlok saat ini.
“Kita akan segera bentuk tim agar harga sawit ini normal kembali,”kata Muhayatsyah.
Ketua DPRD Pasaman Barat,
Antonius bersama pimpinan DPRD dihadapan mahasiswa, mengatakan turun dan
rendahnya harga sawit masyarakat di Pasaman Barat karena perusahaan
berdalih dengan alasan rendemen sawit masyarakat rendah. Hasil survei
rendemen sawit Pasaman Barat tinggi di Sumbar bahkan Indonesia. Ia
menilai pihak perusahaan tidak transparan, tidak akurat dalam menilai
sawit masyarakat yang mengatakan rendah.
“DPRD sepakat dengan mahasiswa, perjuanganya murni untuk kepentingan petani,” tegas Antonius.(*)
Aktivis IMM Demo DPRD Pasbar Desak Anggota Dewan Mesum Dipecat
Puluhan aktivis mahasiswa
yang tergabung pada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kabupaten
Pasbar berunjuk rasa ke gedung DPRD Pasbar Kamis (03/01)
kemarin. Mereka menuntut anggota dewan berinisial J, politisi Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), diberhentikan dari jabatannya.
Ketua BK DPRD Pasbar, Lili
Sukri, menegaskan akan melakukan pemeriksaan internal terhadap J. Kalau
memang terbukti, akan diajukan pergantian antar waktu (PAW). “Kalau
terbukti bersalah melanggar kode etik, BK tidak ragu memberikan sanksi
tegas sesuai dengan perundang-undangan,” tegas Lili Sukri didampingi
anggota dewan lainnya. (*)
Seperti diberitakan, anggota
dewan itu diduga berbuat mesum bersama teman wanitanya di atas mobil
di Korong Simpang, Nagari Ketaping, Kabupaten Padangpariaman Sabtu
(29/12) lalu.
Demo digelar pukul 10.00.
Para pendemo membawa poster dan spanduk bertuliskan desakan IMM cabang pasaman Barat
agar Badan Kehormatan (BK) memberhentikan anggota DPRD Pasbar
berinisial J.
Mahasiswa Pasbar meminta DPRD membentuk pansus guna memberhentikan J yang dinilai telah mencoreng nama baik Pasbar.
Setelah berorasi, para mahasiswa diajak berdialog oleh pimpinan dan anggota dewan lainnya di ruangan Sekwan.
Ketua PC IMM Pasaman Barat, Devi Irawan didampingi koordinator demo Rahmat Hidayatullah dan Hendra Yani
mengatakan keprihatinan mereka terhadap kasus asusila yang diduga
dilakukan oknum anggota dewan.
“Kita ingin komitmen unsur
pimpinan dan Badan Kehormatan DPRD memberhentikan anggota dewan itu.
Karena telah melanggar kode etik, bahkan adat dan agama sendiri,” kata
Devi Irawan . Jika kasus ini didiamkan, mereka mengancam akan terus
berunjuk rasa hingga persoalan ini tuntas. dan memberikan limit waktu
selama seminggu.
Pj Ketua DPRD Pasbar,
Dalius K didampingi wakilnya Syamsul Bahri menyampaikan, unjuk rasa
mahasiswa ini akan memperkuat referensi DPRD Pasbar untuk melakukan
tindakan. “Saya harap para mahasiswa bersabar, kami pasti melakukan
tindakan sesuai aturan. Termasuk membentuk pansus melakukan kajian
terhadap persoalan ini,” katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)